Senin, 19 Desember 2022

Pacaran & Tata Cara Bergaul dalam Islam

Hindari dosa dengan tahu tata cara bergaul dalam agama islam. Pada dasarnya pacaran sebagai sebuah bentuk sosialisasi dibolehkan selama tidak menjurus pada tindakan yang jelas-jelas dilarang oleh syara’. Yaitu pacaran yang dapat mendekatkan para pelakunya pada perzinahan. وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (Surat al-Isra’ ayat 32) عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ وَلاَ تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ ( رواه البخاري) “Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah, ia berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki ber-khalwat dengan seorang perempuan kecuali besertanya ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali besertanya ada mahramnya” (muttafaq alaihi). Rambu-rambu yg diberikan Rasulullah SAW kepada Ummat Islam mengenai model hubungan laki-laki dan perempuan yang terlarang. hukum-dan-etika-pacaran-dalam-islam Rasulullah SAW juga mengajarkan perlunya perkenalan dan menganjurkannya walau dalam waktu yang singkat sebagaimana pengalaman Al-Mughirah bin Syu’bah ketika meminang seorang perempuan, maka Rasulullah berkomentar kepadanya: انظر اليها فانه احرى ان يؤدم بينكما Lihatlah dia (wanita itu), sesungguhnya melihat itu lebih pantas (dilakukan) untuk dijadikan lauknya cinta untuk kalian berdua. Oleh karena itu, segala macam bentuk pacaran tidak dapat dibenarkan kecuali jika pacaran yang bermakna khitbah yang membolehkan seorang lelaki hanya memandang muka dan telapak tangan perempuan, tidak lebih. Artinya tidak melebihi dari muka dan telapak tangan, tidak melebihi saat khitbah, dan juga tidak melebihi dari memandang itu sendiri.

Makna Tai Chi

Tidak kurang dari Konfusius menyatakan: “Senantiasa ada Tai Chi dalam Perubahan. Perubahan melahirkan dua kekuatan utama. Dua kekuatan utama melahirkan empat citra. Empat citra melahirkan delapan trigram.” yang biasanya berlanjut dengan: “... melahirkan enam puluh empat heksagram.” dan kemudian: “... selaksa (sepuluh ribu) hal.” (Ta Chuan 11.5) Apa yang dimaksud dengan Tai Chi atau Puncak Agung, bagi saya, tidak lain hanyalah Tuhan yang Maha Esa Allah Subhanahu wa ta’ala, yang senantiasa melakukan perubahan dengan cara mencipta dan mencipta kembali. Dengan kata lain, keimanan kepada Allah --yang adalah yang pertama dari Rukun Iman dalam Islam-- merupakan sine qua non (mau tak mau harus begitu). Tentu saja, pemaknaan Tao atau Tai Chi atau Puncak Agung secara filosofis ini harus dijaga agar istilah itu tidak diartikan secara harfiah, yang akhirnya menjadikan “orang menyembah gunung” atau paling tidak “minta rejeki kepada penunggu gunung.” Akan halnya dua kekuatan utama, kita semua sudah sama-sama tahu bahwa itu yin dan yang, bumi dan langit, negatif dan positif. Dalam kosmologi Islam, dua konsep dasar teologis ini tampak sekali dalam asma’-ul husna (sembilan puluh sembilan) nama Tuhan, yang pada hakikatnya dapat dikategorikan menjadi: • nama indah (jamal) atau lembut (luthf) atau anugerah (fadhl) atau karunia (rahmah); • nama agung (jalal) atau hebat (qahr) atau adil (‘adl) atau murka (ghadhab).