Sabtu, 26 Maret 2011

MENDIDIK YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH


Wajar bila masyarakat kecewa, kesal bercampur emosi ketika melewati Kampus Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang bertepatan letaknya dipersimpangan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Setia Budi dan kerap menyaksikan rutinitas kemacetan yang diakibatkan kendaraan pelajar dan penjemput yang parkir seenaknya di badan jalan.
Pemko Medan mungkin sudah bertindak benar dan seperti tidak kenal lelah, selalu melakukan uji coba untuk mengatasi titik-titik rawan kemacetan arus lalu lintas, khususnya diruas jalan yang menuju bandara Polonia Medan ini, dengan harapan, membagi ruas jalan menjadi dua bagian akan sedikit mengatasi problem lalu lintas di sekitar sekolah ini. Tetapi, pihak yayasan sebagai sumber tenaga pendidik dimana seharusnya tolerir dan mendukung apa yang telah menjadi kebijakan publik, malah terkesan tutup mata dalam arti cuek melihat kekisruhan yang diakibatkan kendaraan yang malang melintang memadati ruas jalan, hingar bingar yang ditimbulkan suara klakson dan knalpot silih berganti memukul-mukul gendang telinga, juga asap kenderaan yang keluar dari lubang knalpot, membuat sesak pengendara lain yang ada dibelakangnya. Tidak berhenti sampai disini, coba lihat ke pajak sebelum sekolah, keruwetan lalu lintas yang terjadi setiap pagi, terus berlanjut hingga sore hari, akibat banyaknya pedagang kaki lima yg berjualan hingga ke badan jalan ditambah pengemudi yang melanggar rambu peringatan dan memutar kenderaan seenaknya serta penjemput anak sekolah yg mau tidak mau harus memarkir kenderaannya di badan jalan akibat pihak sekolah yg tidak menyediakan areal perparkiran.
Yang menjadi pertanyaannya, beranikah dinas terkait menegur dan mengultimatum pihak yayasan untuk membuat areal parkirnya sendiri hingga tidak mengganggu ketertiban umum. Dan juga yang terpenting , mampukah pihak yayasan introspeksi diri untuk terlebih dahulu mendidik mentalitas jajaran pengurusnya sendiri, terutama Ketua Dewan Pembina, Sofyan Raz dan Istrinya yg merupakan Ketua Yayasan Sahfiyyatul Amaliyyah agar lebih peka terhadap kondisi sosial masyarakat, minimal yang terjadi pada lingkungan dimana ia hidup..

Tidak ada komentar: