Kamis, 17 April 2008

Dampak Global Warming Terhadap Kebotakan




17 April 2008
Munzir Baraqah

Badan-Badan PBB telah memperingatkan Bahaya Perubahan Iklim yang menyebabkan suhu udara meningkat penyebab musim kemarau berkepanjangan yang akan menyebabkan turunnya daya tahan tubuh dan memperburuk iklim yang pada gilirannya akan mengancam kesehatan warga dan memperbesar resiko penyebaran penyakit.

Global warming akan merusak sel-sel kulit kepala yang langsung bersentuhan dengan sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari.. Efeknya akan mengubah semua jenis jaringan kulit seiring dengan meningkatnya level pori-pori kulit kepala serta meningkatnya intensitas pemuaian .

Temperatur atau Suhu udara panas dapat membawa perkembangan atau memicu kebotakan pada manusia. Didalam tubuh manusia ada dua jaringan lemak yaitu jaringan lemak putih yang dikenal sebagai susunan sel lemak tradisional dan jaringan lemak coklat yang berbeda fungsi dan kerjanya yang membantu organisme untuk melindungi dirinya dari obesitas dan kebotakan pada kulit kepala.

4 faktor utama yang mempengaruhi resiko terkena kebotakan adalah Umur, Gizi, Merokok & Tingginya pencahayaan Ultraviolet. Perubahan iklim yang drastis akan meningkatkan kadar sinar ultraviolet & menyebabkan seseorang terancam kebotakan. Tim Peneliti WAKIL-Wahana Konservasi Iklim Indonesia mencatat bahwa kesehatan rambut anak-anak, dewasa dan orang-orang lanjut usia akan sangat terganggu dalam beberapa tahun kedepan akibat meningkatnya suhu udara dari waktu ke waktu.

Hilangnya lapisan pelindung kulit kepala akibat pemanasan global membuka akses untuk terjadinya pengeringan kulit kepala, berdampak terhadap kemungkinan terjadinya penyakit kulit seperti ketombe pada kulit kepala, membuka peluang terjadinya kebotakan tingkat lanjut yang lebih fatal hingga bersemainya gejala kanker.

Nb: "Untuk itu, sebelum masalah menjadi serius, perlu perbaikan menyeluruh dalam menjawab tantangan perubahan iklim penyebab kebotakan kritis, dan sudah saatnya membentuk “BANGBOTNAS” atau Badan Penanggulangan Kebotakan Nasional untuk mendapat gambaran menyeluruh mengenai dampak iklim terhadap kebotakan sekaligus mengeliminir penyebabnya"..

Rabu, 16 April 2008

Aedes Aegepty Problem

16 April 2008
Munzir Baraqah

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Dr. Indra Salahuddin M.Kes berkata, pihaknya tidak bisa gegabah dalam melakukan fogging (pengasapan) untuk membasmi nyamuk aedes aegepty penyebab Demam Berdarah Dengue, sebelum ada laporan jika daerah itu di curigai atau positif ada warga terkena penyakit DBD.

Garis bawah pada sebelum ada laporan berarti, pihak Dinas Kesehatan akan bertindak setelah wabah demam berdarah berjangkit dan berarti akan pasif menunggu laporan dari penderita DBD.

Apakah ini memang kebijakan Kepala Dinas setempat atau kebijakan dari Departemen Kesehatan dalam hal ini Menteri Kesehatan yang berarti telah menginstruksikan jajarannya untuk bertindak setelah ada wabah berjangkit, bukannya mencegah lebih baik daripada mengobati?????

Rabu, 09 April 2008

Fashion anak di tengah Kota?

09 April 2008
Munzir Baraqah

Miris hati saksikan kehidupan anak-anak di Kecamatan Medan Belawan, tepatnya di desa Belawan Bahari. Pada saat penulis bersama Staff Peneliti dari WAKIL-Wahana Konservasi Iklim mengunjungi daerah tersebut, tak terbayangkan kalau masih ada desa yang terbilang miskin di lingkungan yang dikelilingi industri dan sejumlah perusahaan besar yang berdiri kokoh, namun yang ada di benak, hanya sisa pertanyaan, apakah tidak ada kepedulian pemerintah dan perusahaan tersebut terhadap kehidupan warga di lingkungannya?


Saat ini kami telah dan sedang mengumpulkan barang dan pakaian bekas juga makanan pokok serta uang tunai untuk disumbangkan sebagai wujud keprihatinan terhadap saudara-saudara kita. Bagi donatur dapat langsung ke :

Sekretariat :
DPP WAKIL-Wahana Konservasi Iklim/Climate Organization of Conservation

Komp. Tomang Elok Jl Gatot Subroto Blok H 83
Telp/fax : 62 61 8463952 Medan-Indonesia 20122

atau

Rekening : WAKIL-Wahana Konservasi Iklim
Bank Internasional Indonesia (BII) Cab Medan
a/n : Climate Organization of Conservation
a/c : 2.004.013289 (IDR)


Nama-nama donatur akan diumumkan melalui situs : www.coc-international.org.

Selasa, 08 April 2008

Hubungan Poligami & Global Warming


09 April 2008
Munzir Baraqah

Hubungan Ekologi dengan Ilmu Sosial telah mengungkapkan, Kepala Keluarga yang bercerai dibanding Kepala Keluarga yang berpoligami menunjukkan biaya tambahan untuk perabotan, air serta pemakaian tanah juga material industri. Cara yang bersahabat dengan lingkungan adalah hidup dengan orang lain karena akan mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.

Perceraian berdampak negatif bagi kelestarian lingkungan. Sebuah rumah tangga yang di ikat tali perkawinan sebenarnya lebih mengefisienkan pemanfaatan berbagai sumber kehidupan di banding rumah tangga yang berantakan, ujar Jianguo Liu seorang pakar lingkungan di Michigan State University (analisis dampak perceraian terhadap lingkungan) di edisi mingguan Procedings of the National Academy of Science).

Semakin banyak rumah tangga semakin banyak menggunakan tanah, air & energi. Rumah tangga yang anggota keluarga banyak lebih efisien di banding yang sedikt. AC yang sama apakah anggota keluarga 2 atau 4, kulkas pakai tenaga listrik yang sama, 2 orang terpisah menggunakan 2 mesin cuci bukan satu. Perlipatgandaan orang yang menonton di tv yang sama, radio yang sama, kompor, makan di bawah lampu yang sama.

Janganlah harap untuk kepuasan diri sendiri. Penyebab semua ini yaitu : perceraian, pertukaran demography seperti orang tetap single lebih lama & rumah tangga beda generasi beda dapur.

Akhirnya, bagaimana memproteksi lingkungan dan mengatasi perubahan cuaca, namun perceraian adalah satu faktor yang terlewatkan yang perlu dipertimbangkan..

Senin, 07 April 2008

Oh My God!!!


Have you ever seen this image?